• Etiam mauris tortor, pharetra quis lobortis in, pharetra in diam


    August 19, 2013
  • Falauris sollicitudin quis dolor venenatis facilisis


    August 19, 2013
  • Suspendisse ornare, felis feugiat suscipit pharetra


    August 19, 2013
  • Fusce scelerisque nibh ac nisl luctus interdum.


    August 19, 2013
  • Quisque venenatis nisi neque, in vestibulum arcu


    August 19, 2013
  • Aenean at lacus ac purus eleifend egesta


    August 19, 2013

Recent Articles

1/05/14

Suku Baduy Banten


Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo(Garna, 1993).

Konon pada sekitar abad ke XI dan XII Kerajaan Pajajaran menguasai seluruh tanah Pasundan yakni dari Banten, Bogor, priangan samapai ke wilayah Cirebon, pada waktu itu yang menjadi Rajanya adalah Prabu Bramaiya Maisatandraman dengan gelar Prabu Siliwangi. Kemudian pada sekitar abad ke XV dengan masuknya ajaran Agama Islam yang dikembangkan oleh saudagar-saudagar Gujarat dari Saudi Arabia dan Wali Songo dalam hal ini adalah Sunan Gunung Jati dari Cirebon, dari mulai Pantai Utara sampai ke selatan daerah Banten, sehingga kekuasaan Raja semakin terjepit dan rapuh dikarenakan rakyatnya banyak yang memasuki agama Islam. Akhirnya raja beserta senopati dan para ponggawa yang masih setia meninggalkan keraan masuk hutan belantara kearah selatan dan mengikuti Hulu sungai, mereka meninggalkan tempat asalnya dengan tekad seperti yang diucapkan pada pantun upacara Suku Baduy “ Jauh teu puguh nu dijugjug, leumpang teu puguhnu diteang , malipir dina gawir, nyalindung dina gunung, mending keneh lara jeung wiring tibatan kudu ngayonan perang jeung paduduluran nu saturunan atawa jeung baraya nu masih keneh sa wangatua” Artinya : “jauh tidak menentu yang tuju ( Jugjug ),berjalan tanpa ada tujuan, berjalan ditepi tebing, berlindung dibalik gunung, lebih baik malu dan hina dari pada harus berperang dengan sanak saudara ataupun keluarga yang masih satu turunan“


Keturunan ini yang sekarang bertempat tinggal di kampong Cibeo (Baduy Dalam)
dengan cirri-ciri : berbaju putih hasil jaitan tangan (baju sangsang), ikat kepala putih, memakai sarung biru tua (tenunan sendiri) sampai di atas lutut, dan sifat penampilannya jarang bicara (seperlunya) tapi amanah, kuat terhadap Hukum adat, tidak mudah terpengaruh, berpendirian kuat tapi bijaksana.

Versi lain menurut cerita yang menjadi senopati di Banten pada waktu itu adalah putra dari Prabu Siliwangi yang bernama Prabu Seda dengan gelar Prabu Pucuk Umun setelah Cirebon dan sekitarnya dikuasai oleh Sunan Gunung Jati, maka beliau mengutus putranya yang bernama Sultan Hasanudin bersama para prajuritnya untuk mengembangkan agama Islam di wilayah Banten dan sekitarnya. Sehingga situasi di Banten Prabu Pucuk Umun bersama para ponggawa dan prajurutnya meninggalkan tahta di Banten memasuki hutan belantara dan menyelusuri sungai Ciujung sampai ke Hulu sungai , maka tempat ini mereka sebut Lembur Singkur Mandala Singkah yang maksudnya tempat yang sunyi untuk meninggalkan perang dan akhirnya tempat ini disebut GOA/ Panembahan Arca Domas yang sangat di keramatkan

Keturunan ini yang kemudian menetap di kampung Cikeusik ( Baduy Dalam ) dengan Khas sama dengan di kampong Cikeusik yaitu : wataknya keras,acuh, sulit untuk diajak bicara (hanya seperlunya), kuat terhadap hukum Adat, tidak mudah menerima bantuan orang lain yang sifatnya pemberian, memakai baju putih (blacu) atau dari tenunan serat daun Pelah, iket kepala putih memakai sarung tenun biru tua (diatas lutut).

Ada juga yang mengatakan bahwa yang dimaksud suku Pengawinan adalah dari percampuran suku-suku yang pada waktu itu ada yang berasal dari daerah Sumedang, priangan, Bogor, Cirebon juga dari Banten. Jadi kebanyakanmereka itu terdiri dari orang-orang yang melangggar adat sehingga oleh Prabu Siliwangi dan Prabu Pucuk Umun dibuang ke suatu daerah tertentu. Golongan inipun ikut terdesak oleh perkembangan agama Islam sehingga kabur terpencar kebeberapa daerah perkampungan tapi ada juga yang kabur kehutan belantara, sehingga ada yang tinggal di Guradog kecamatan Maja, ada yang terus menetap di kampong Cisungsang kecamatan Bayah, serta ada yang menetap di kampung Sobang dan kampong Citujah kecamatan Muncang, maka ditempat-tempat tersebut di atas masih ada kesamaan cirikhas tersendiri. Adapun sisanya sebagian lagi mereka terpencar mengikuti/menyusuri sungai Ciberang, Ciujung dan sungai Cisimeut yang masing-masing menuju ke hulu sungai, dan akhirnya golongan inilah yang menetap di 27 perkampungan di Baduy Panamping ( Baduy Luar ) desa Kanekes kecamatan Leuwidamar kabupaten Lebak dengan cirri-cirinya ; berpakaian serba hitam, ikat kepala batik biru tua, boleh bepergian dengan naik kendaraan, berladang berpindah-pindah, menjadi buruh tani, mudah diajak berbicara tapi masih tetap terpengaruh adanya hukum adat karena merekan masih harus patuh dan taat terhadap Hukum adat.



Suku Baduy berasal dari daerah di wilayah Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak umumnya sewilayah Banten maka suku Baduy berasal dari 3 tempat sehingga baik dari cara berpakaian, penampilan serta sifatnyapun sangat berbeda  Sebutan bagi suku Baduy terdiri dari:

Suku Baduy Dalam yang artinya suku Baduy yang berdomisili di Tiga Tangtu (Kepuunan) yakni Cibeo, Cikeusik dan Cikertawana.
Suku Baduy Panamping artinya suku Baduy yang bedomisili di luar Tangtu yang menempati di 27 kampung di desa Kanekes yang masih terikatoleh Hukum adat dibawah pimpinan Puuun (kepala adat).
Suku Baduy Muslim yaitu suku Baduy yang telah dimukimkan dan telah mengikuti ajaran agama Islam dan prilakunya telah mulai mengikuti masyarakat luar serta sudah tidak mengikuti Hukum adat.

Taman Nasional Ujung Kulon

Suaka Margasatwa Terakhir Badak Jawa



Taman Nasional Ujung Kulon adalah suaka margasatwa terakhir bagi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Ujung Kulon merupakan habitat badak yang saat ini hanya tersisa sekitar 60 ekor. Hewan langka sulit untuk ditemui karena mereka termasuk hewan pemalu dan hanya dapat dilacak pada malam hari.
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikannya. Anda bisa dapati sungai-sungai jeram, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut, dan peninggalan sejarah Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan. Semuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk Anda kunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain.
Kawasan ini terletak di semenanjung segitiga paling ujung selatan Pulau Jawa. Ujung Kulon adalah Taman Nasional pertama dan utama di Indonesia, yang dirancang sebagai cagar alam sejak tahun 1921. Ujung Kulon merupakan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah terbesar di Jawa bagian barat.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820.
Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemiaspeciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata) dan berbagai macam jenis anggrek.
Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Di laut yang mengitari taman nasional dapat ditemukan kerang besar, ikan badut, ikan bidadari, ikan kakatua, dan ikan gelodok yang senang melompat-lompat di daratan berlumpur dan dapat memanjat pohon, dan ikan  archer fish yang dapat meloncat ke atas air dengan ketinggian lebih dari 2 m untuk menangkap serangga. 
Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan asset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO tahun 1991.


Kegiatan
Taman Ujung Kulon karena memiliki 700 spesies tanaman dengan 57 kategori yang termasuk termasuk langka juga beragam jenis anggrek yang indah.
Pengunjung dapat menikmati aliran deras sungai, air terjun, pantai berpasir putih, mata air panas bumi dan taman laut yang indah.
Tempat terbaik untuk mengamati hewan ialah di Pulau Handeuleum. Dari sini Anda dapat menjelejahi lebih jauh sungai dan hutan mangrove atau bakau. Sedangkan Pulau Peucang merupakan tempat yang ideal untuk bersnorkeling, diving, dan memancing dengan air biru yang jernih, pasir putih, dan batu karang yang indah.

Akomodasi
Akomodasi terdapat di Pulau Peucang dan Handeuleum.

Tips
Waktu yang tepat mengunjungi Taman Ujung Kulon antara bulan April sampai September. Untuk memasuki taman diperlukan izin dan Anda dapat memperolehnya dari kantor Perlindunngan Hutan dan Alam di Labuan.

Transportasi
Dari Jakarta, Anda dapat menuju Serang dengan menggunakan mobil melalui jalan tol, lalu ke Labuan yang memakan waktu kira-kira 1,5 jam. Ujung Kulon dapat Anda jangkau dengan speedboat sewaan dari Labuan ke Pulau Peucang yang memakan waktu 5 jam. Atau Anda dapat juga menggunakan mobil selama 3,5 jam dari Labuan ke Tamanjaya.

Untuk informasi dan izin hubungi kantornya di
 Jl. Perintis Kemerdekaan no.51 Labuan Pandeglang 42264
Telp: 82-253-801731  ; Fax: 61-253-804651
email: btnuk@cilegon.wasantara.net.id

Kembali ke Alam Bersama Kearifan Lokal Suku Baduy



ayangkan sebuah tempat yang damai, dikelilingi oleh suasana hijau. Suara angin yang gemerisik menerpa dedauanan bambu, kicau burung, dan deburan aliran sungai. Dengarkan bisik alam yang menyapa dalam kemurnian, Anda layak melihatnya dengan mata hati sehingga dibawalah oleh-oleh pengalaman yang melekat di hati. Ada banyak kearifan lokal yang akan di peroleh di Desa Kanekes, sebuah pelajaran yang sangat berarti mengingatkan kita pada jati diri leluhur salah satu suku tua di Nusantara yang masih hidup dengan cara tradisional.

Lupakan ponsel atau alat elektronik lainnya saat Anda mengunjungi Desa Kanekes atau yang lebih popular disebut Desa Baduy di Banten. Selain tidak ada listrik untuk men-charge hp Anda, bahkan sinyal pun sulit didapat. Lebih baik Anda menatap alam sekitar dan mendengarkan suara-suara alam. Di sinilah Anda akan dapati kehidupan masa lalu sebelum memasuki sebuah zaman dari akibat revolusi industri yang menguasai dunia.

Desa Baduy, terletak di perbukitan Gunung Kendeng, sekitar 75 kilometer arah selatan Rangkasbitung, Banten. Ini merupakan tempat yang tepat untuk Anda yang ingin merasakan ketenangan yang jarang ditemukan di kota besar. Bagi mereka yang memiliki naluri berpetualang mungkin akan merasakan trekking di desa Baduy sangat memukau. Kehidupan keseharian masyarakat Baduy yang memegang teguh adat istiadat merupakan daya tarik tersendiri bagi Anda yang berminat menelusuri budaya unik kearifan lokal yang luar biasa ini.

Kawasan Baduy tepatnya berada di desa Kanekes, kecamatan Leuwidamar, kabupaten Lebak. Diperkirakan akhir abad ke-18 wilayah Baduy ini terbentang mulai dari kecamatan Leuwidamar sekarang sampai ke Pantai Selatan. Sekarang luas wilayah Baduy ini sekitar 5102 hektar. Batas wilayah sekarang ini dibuat pada permulaan abad ke-20 bersamaan dengan pembukaan perkebunan karet di desa Leuwidamar dan sekitarnya.

Suku Baduy sering disebut urang Kanekes. Baduy sebetulnya bukanlah nama dari komunitas yang ada di desa ini. Nama tersebut menjadi melekat karena diberikan oleh peneliti Belanda yang menyamakan mereka dengan Badawi atau Bedoin Arab yang merupakan masyarakat nomaden atau berpindah-pindah. Dari Badawi atau Bedoin, kemudian nama itu pun bergeser menjadi Baduy. Orang Baduy, karena bermukim di Desa Kanekes, sebenarnya lebih tepat disebut sebagai Orang Kanekes. Namun karena istilah “Baduy” terlanjur lebih dulu dikenal, maka nama “Baduy” lebih populer ketimbang “Orang Kanekes”.

Mereka tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Desa ini berada sekitar 38 km dari ibu kota Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, atau sekitar 120 km dari Jakarta. Desa Kanekes memiliki 56 kampung Baduy. Orang Baduy Dalam tinggal di Kampung Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo. Sedangkan orang Baduy Luar tinggal di 53 kampung lainnya. Kampung Baduy Luar sering disebut kampung panamping atau pendamping, yang berfungsi menjaga Baduy Dalam.

Keseharian kaum lelaki Baduy menggunakan ikat kepala putih. Kecuali puun atau pemimpin adat, para lelaki menggunakan baju hitam dan sarung selutut berwarna biru tua bercorak kotak-kotak. Kaum perempuan menggunakan sarung batik biru, kemben biru, baju luar putih berlengan panjang. Gadis-gadis menggunakan gelang dan kalung dari manik.

Suku Baduy Dalam, mereka setia berjalan kaki dalam melakukan perjalanan, mengedepankan kejujuran, menolak mencemari lingkungan (tanah dan air), dan tidak merokok. Baduy Dalam menerapkan adat lebih ketat dibandingkan dengan Baduy Luar. Salah satu perbedaannya, warga Baduy Luar diperbolehkan berkendaraan. Baduy Dalam hidup dengan aturan adat yang ketat.

Di Baduy Dalam, pikukuh atau aturan adat adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Hal ini berbeda dengan Baduy Luar. Dalam hal makanan, orang Baduy tergolong sangat fanatik. Mereka tidak akan menyantap jenis makanan yang tidak dimakan nenek moyang mereka juga tidak akan melakukan kebiasaan yang dulunya tidak pernah dilakukan nenek moyang mereka. Kebiasaan mandi tidak menggunakan sabun masih berlangsung hingga saat ini. Tidak memakai sabun mandi bukan berarti mereka tidak punya uang, tetapi benar-benar demi mengikuti kebiasaan orang tua mereka. Kalau ada warga Baduy yang coba-coba memakai sabun saat mandi dan sampai ketahuan, pasti mendapat teguran keras. Teguran ini bisa berujung pada pemecatan sebagai warga Baduy Dalam.

Menurut kepercayaan orang Kanekes mereka keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.

Kepercayaan orang Baduy adalah penghormatan pada roh nenek moyang dan kepercayaan kepada satu kuasa yang dinamakan Nu Kawasa. Keyakinan mereka sering disebut dengan Sunda Wiwitan. Orientasi, konsep-konsep dan kegiatan-kegiatan keagamaan ditujukan kepada pikukuh (aturan adat) agar orang hidup menurut alur itu dan menyejahterakan kehidupan Baduy dan dunia. Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu, dan Islam. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari. Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apa pun", atau perubahan sesedikit mungkin.

Di kawasan Baduy Dalam, ada tiga kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala suku atau yang disebut Puun dan wakilnya yang disebut Jaro. Ketiganya adalah kampung Cibeo, Cikesik, dan Cikertawana. Masing-masing Puun ini memiliki peran yang berbeda. Puun Cibeo mengurusi pertanian, Puun Cikesik mengurusi keagamaan, dan Puun Cikertawana bertanggungjawab dalam hal kesehatan atau obat-obatan. Tanggung jawab ini berlaku secara kolektif untuk ketiga kampung tersebut.

Pemda Lebak sejak tahun 1990 menyatakan bahwa kawasan masyarakat Baduy merupakan cagar budaya. Mereka tetap mempertahankan warisan leluhurnya yang merupakan aset nasional yang harus harus dijaga. Hal itu dikukuhkan dengan Peraturan Daerah nomor 13/1990. Dengan demikian hutan dan sungai tetap terjaga kelestariannya. Menurut Kepala Desa Kanekes Jaro Daerah, suku Baduy menempati areal tanah seluas 5.101 ha, yang terbagi dalam 53 kampung. Tiga kampung ditempati oleh Baduy Dalam masing-masing kampung bernama Cikeusik, Cikertawana dan Cibeo, sedangkan sisanya ditempati oleh Baduy Luar. Suku-suku Baduy tersebut bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten

Banten dalam Tulisan



KETERANGAN

Dalam sejarahnya Banten dahulu merupakan kota maritim yang kuat menandingi Kerajaan Mataram dan sekarang daerah ini merupakan desa nelayan dimana Anda masih akan mendapatkan cerminan masa lalunya. Ibukota Provinsi Banten ialah Serang. Dulu Banten merupakan salah satu tempat bersejarah yang terkenal, berjarak hanya 10 km dari kota Serang. Di tempat ini, Anda akan menemui banyak warisan dari kerajaannya yang didirikan abad 16 dan 18.
Di Banten Anda akan menemukan sisa bekas-bekas kerajaan Islam. Yang paling terkenal ialah Masjid Agung dan reruntuhan keratonnya. Masjid Agung Banten dibangun abad ke-16 dan masih ada sampai saat ini yang mencirikan arsitektur awal Islam.
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu taman nasional dan lokasi konservasi alam di Indonesia yan gdapat Anda kunjingi di Banten. Di lokasi ini, Anda dapat melihat keindahan hutan tropis dan  badak bercula satu (Rhino sondaicus) yang  merupakan primadona daya tarik wisata.

Ada juga Pulau Umang yang terletak di kawasan objek wisata pantai Pandeglang, berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung Lesung. Kawasan wisata ini dikelola oleh sebuah perusahaan swasta yang menyediakan berbagai fasilitas rekreasi dan hiburan yang menarik. Di pulau ini, terdapat resort yang ditata dengan sentuhan artistik alami, dilengkapi dengan ruang pertemuan, kafe, spa, pusat bisnis, sunset lounge, klub pantai, kolam renang dan sebagainya. Selain itu, tersedia fasilitas olahraga dan rekreasi air, jogging track, cross country, lapangan tenis, tempat karaoke, dan lain-lain. Anda dapat menuju ke pulau ini dengan relatif mudah. Karena perusahaan pengelola kawasan ini menyediakan rental mobil dari Jakarta menuju pulau atau dapat juga dicapai dari kawasan Ujung Kulon.

Ada juga Cagar alam Rawa Danau (Rawadano) terletak di kabupaten Serang berjarak 101 km dari Jakarta. Kawasan ini merupakan kawasan selain kawasan rawa juga terdapat sebuah danau. Luas kawasan ini sekitar 2.500 ha yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon. Pulau ini menjadi tempat bersarang bagi aneka jenis binatang seperti reptil, seperti ular, dan buaya.

Jangan lupa juga di Banten Anda dapat mengunjungi Gunung Krakatau yang terletak di perairan selat Sunda. Kawasan wisata alam yang indah  ini mudah Anda  kujungi  dari pantai Anyer-Carita sekitar satu jam dengan menggunakan perahu motor. Di lokasi ini Anda dapat berkemah, berjalan kaki, memancing, dan tentunya menikmati pemandangan alam laut yang indah dan menawan.

Gunung Krakatau merupakan salah satu gunung yang paling terkenal di dunia, karena letusannya yang dahsyat pada tahun 1883. Suara letusan terdengar sampai ke kawasan benua Australia, bahkan awan panasnya menyelimuti beberapa kawasan Eropa selama seminggu. Ledakan dahsyat gunung Krakatau kemudian membentuk anak gunung yang kini dikenal sebagai Anak Krakatau, muncul ke permukaan tahun 1928 dan hingga kini masih tetap aktif.

SEJARAH

Banten dalam sejarah terkenal sebagai sebuah kota pelabuhan yang sangat ramai dengan masyarakatnya yang terbuka dan makmur. Abad ke-5 Banten adalah bagian dari Kerajaan Tarumanagara.
Selama masa pemerintahan Sultan Agung (1651-1683) Banten mengalami masa keemasannya. Sayangnya setelahnya Banten mengalami kemunduran dan kemudian Belanda mengambil alih.

Awal abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Banten untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Banten. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Banten, baru kemudian disusul orang Belanda.
Selain itu, orang-orang Perancis dan Denmark pun pernah datang di Banten. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Banten (1601) setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Banten. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Banten (1684).

Setelah kemerdekaan Banten awalnya adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000 dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Wilayah Banten memiliki banyak industri juga beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas pelabuhan laut di Jakarta serta ditujukan juga untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
Selat Sunda menjadikan Banten merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara. Di samping itu Banten merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera.

MASYARAKAT DAN BUDAYA


Masyarakat Banten adalah suku Sunda yang religius meski terkadang masih percaya dengan tradisi dan adat lama. Di antaranya yang masih memegang teguh tradisi adalah masyarakat Baduy atau orang Kanekes (Urang Cibeo ) yang mendiami kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar,

Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.
Kepercayaan masyarakat Kanekes disebut Sunda Wiwitanyang berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang selanjutnya selanjutnya dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu, dan Islam.

Inti kepercayaan tersebut adalah ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari. Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apapun", atau perubahan sesedikit mungkin. Bagi sebagian kalangan, kepercayaan yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya Islam.

TRANSPORTASI
Bandara internasional Soekarno Hatta merupakan akses utama ke Banten. Anda juga menjangkau Banten dengan mobil atau motor melalui rute Jakarta-Serang. Tersedia juga bus di 4 terminal yaitu Terminal Pakupatan, Terminal Porisplawad, Terminal Labuan, dan Terminal Merak.


KULINER
Cobalah sate bandeng banten, salah satu makanan khas Banten. Ikan bandeng ini tanpa duri dimana dimasukkan daging ikan bandeng ke dalam kulit ikan yang telah dicampur bumbu-bumbu dan terakhir dibakar. Sate bandeng ini tahan beberpa hari. Rasanya manis, gurih dan enak. Oleh karena itu, Anda jangan sampai terlewat mencicipinya.

Kantor Pariwisata
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)
Jalan Syech Nawawi, Palima - Serang
Telp. 0254.267060
Fax. 0254.267070
Email:disbudparprovinsibanten@yahoo.co.id
Website:www.bantenculturetourism.com




1/04/14

Download Software Gratis Adobe Photoshop CS3 + Crack (Full Version)

Adobe Photoshop CS3 Full Version

GAB | Hai....kali ini mau share Software Edit photo yang sangat populer nih, apalagi kalau bukan "Adobe Photoshop CS3 + Crack" software editing foto ini sangat populer digunakan oleh para master edit foto, selain toolsnya yang canggih, hasil dari editing foto yang dihasilkan penuh dengan berbagai efek dan tampak nyata. tapi untuk pemula memang agak sulit digunakan. Tapi jika kalian pelajari terus menerus itu akan sangat menguntungkan bagi anda. Langsung saja Download softwarenya di bawah ini :


Cara Download

  • Download dan instal seperti biasa. untuk Crack, copy file cracknya dan pastekan di folder kalian menginstal ( biasanya di "program file") dan enjoy Full Version
  • Saya sarankan agar anda mendownload dengan "Internet Download Manager" agar performa download lebih baik dan lebih cepat. 
  • Selamat Mencoba. Good Luck

Corel DRAW Graphics Suite X3 + Serial Keygen GRATIS!!!

Corel DRAW Graphics Suite X3 + Serial Keygen



Buat yang suka desain grafis, mungkin software ini menjadi salah satu alat buat anda. di Gallery Art Banten  Corel DRAW Graphics Suite X3 buat anda secara GRATIS!!

UNTUK CARA INSTALLASI MENJADI FULL ikuti cara berikut ini:
  • Download Corel DRAW Graphics Suite X3 + Serial Keygen .zip
  • Extract .zip 
  • Buka / jalankan aplikasi "KEYGEN.exe"
  • Lihat Serial Number
  • Klik "CorelDRAWGraphicsSuiteX3 setup.exe" dan lakukan installasi
  • Jika di tengah proses Instalasi meminta Key / Serial maka anda "KETIK" Nomor Serial yang tadi anda lihat pada keygen. (Jangan Copy Paste)
  • Setelah Instalasi Selesai Buka >> All Program >> CorelDRAW Graphics SuiteX3 >>CorelDRAW X3
  • Klik Activation, kemudian klik "MOBILE COREL"
  • Lihat Code Instalation Code, dan tulis pada keygen pada kolom ke dua
  • Klik "Activate" pada aplikasi Keygen
  • Maka code activation akan anda dapat di aplikasi "Keygen"
  • Masukan / tulis code activation
Maka software ini, menjadi full milik anda dengan cuma-cuma / gratis


Baca Artikel Terkait

Info Site